Jurnalis:Aldo
Malang,GerakNusantara.id – May Day atau Hari Buruh Internasional sejatinya adalah momen untuk memperingati kontribusi besar kaum buruh dalam membangun peradaban, bukan sebagai panggung provokasi politik atau propaganda perlawanan tanpa arah. Mengklaim bahwa May Day bukan milik negara, bukan milik pengusaha, dan bukan milik birokrasi adalah narasi yang menyesatkan. Faktanya, semua pihak memiliki peran dalam menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang sehat—negara sebagai pembuat regulasi, pengusaha sebagai penyedia lapangan kerja, dan buruh sebagai penggerak roda produksi. Menyingkirkan salah satu dari ketiganya hanya akan melahirkan konflik tanpa solusi.
Koko Ramadhan selaku Ketua LSM SGI (Satya Galang Indonesia) kepada awak media (24/4/2025) ” perlunya kewaspadaan dari pihak terkait dengan aksi unjukrasa terkait May Day / Hari Buruh tanggal 1 Mei 2025 yang akan ditunggangi oleh AMP Kota Surabaya dan Simpatisannya merupakan organisasi sayap atau afiliasi OPM dengan mengusung tema yang bernuansa separatisme dan makar ataupun sebagai wujud tindakan aksi yang mendukung pemisahan tanah Papua dari NKRI”.
Lanjut Koko, bahwa tindakan Separatisme di Indonesia merupakan budaya penyimpangan dari orang per orang atau kelompok masyarakat tertentu, di daerah tertentu, yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Yang saat ini terjadi adalah kegiatan dari AMP Kota Surabaya dan Simpatisannya sebagai bentuk organisasi afilasi dari OPM yang selalu menyuarakan misi untuk memisahkan diri dari NKRI, kami selaku LSM SGI menyatakan “LAWAN” jika mereka berani menyusup dan merusak aksi May Day, terangnya.

Lebih lanjut, seluruh elemen patut mewasdai penyusup dalam aksi May Day, karena mereka aktivis simpatisan OPM dan AMP sering kali memanfaatkan hari besar menjadi ajang provokasi. Kita perlu mengingat beberapa kasus kerusuhan yang pernah terjadi ditahun kemarin, contohnya daerah Jogjakarta dan Makasar atas aksi mereka yang menyuarakan makar, yang terjadi adalah kerusuhan yang mencekam dan masyarakat menjadi korban. Tegasnya.
Koko menambahkan, himbauan kepada seluruh masyarakat Surabaya dan Ormas atau Serikat Buruh yang ada di Kota Surabaya agar melakukan ” Perlawanan dan Penolakan Keras”, jika dalam aksi unjukrasa terkait May Day disusupi dengan provokasi isu-isu separatisme dan tindakan makar yang disuarakan oleh AMP Kota Surabaya dan simpatisannya. Jangan sampai tujuan mulia aksi buruh tercemar oleh provokasi dengan mengangkat isu separatisme dan makar terhadap pemerintahan yang sah, itu adalah bentuk ancaman secara terbuka terhadap stabilitas keamanan nasional, imbuhnya.