Jurnalis: Aldo
Surabaya,GerakNusantara.id – Sejumlah elemen masyarakat di Kota Surabaya menolak rencana aksi demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota (KK) Surabaya dalam rangka memperingati apa yang mereka sebut sebagai “HUT Bangsa Papua Barat”. Aksi tersebut dijadwalkan berlangsung di depan gedung negara grahadi, Jl. Gubernur Suryo, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Surabaya, Jawa Timur, yang rencana akan di gelar pada tanggal 1 Juli 2025 Pukul 08.00 Wib.
Penolakan ini datang dari sejumlah organisasi kemasyarakatan, tokoh pemuda, dan warga Surabaya yang menilai bahwa aksi tersebut berpotensi menimbulkan keresahan publik dan memicu konflik horizontal. Warga menyuarakan kekhawatiran bahwa aksi tersebut disusupi oleh agenda separatisme.
Perwakilan warga berinisial (AL) menjelaskan, meskipun pihak AMP menyatakan bahwa peringatan ini bukan merupakan “HUT OPM” (Organisasi Papua Merdeka), melainkan bentuk ekspresi budaya dan sejarah Papua.
“Apapun narasinya, setiap bentuk aksi yang berpotensi mengganggu ketertiban umum dan memecah belah persatuan harus ditolak. Papua adalah bagian sah dari Indonesia, dan kita wajib menjaga keutuhan NKRI,” tegas (AL).
Lebih lanjut, Pihak kepolisian setempat juga menyatakan telah menerima laporan terkait rencana aksi tersebut dan saat ini tengah berkoordinasi untuk menjaga situasi tetap kondusif, imbuhnya.
Sementara itu, sejumlah mahasiswa Papua yang tergabung dalam organisasi berbeda menyatakan sikap tidak sepakat terhadap aksi AMP KK Surabaya. BW salah satu dari kelompok yang berbeda, kepada wartawan, kami menilai bahwa pendekatan dialog dan pendidikan lebih efektif untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Papua daripada aksi jalanan yang berpotensi disalah artikan, kita ingin kedamaian tanpa harus membuat huru hara, terangnya.
Dengan situasi yang masih sensitif, masyarakat Surabaya mengimbau agar semua pihak dapat menahan diri dan mengutamakan persatuan serta kedamaian, seraya mendorong dialog konstruktif sebagai jalan penyelesaian atas persoalan Papua di masa depan.