Jadikan Sebagai Ajang Silaturahmi, Kapolres Bangkalan Hadiri Sandur “Sapok Angin”

Jurnalis:Dimas

Bangkalan,GerakNusantara.id – Bangkalan miliki tradisional yang unik, salah satunya yakni “Sandur”. Dibilang unik, karena kegiatan ini identik dengan arisan yang dilakukan khusus oleh kaum laki-laki. Namun tak sesederhana itu, ratusan lelaki berkumpul melaksanakan arisan dengan pertunjukkan meriah dalam tradisi sandur.

 

Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono, S.H., S.I.K, M.I.K., yang bukan warga asli Madura, turut ingin mengetahui tradisi sandur tersebut yang diselenggarakan pada Jum’at (23/5/2025) malam.

Turut hadir bersama Bapak-bapak Forkopimda Bangkalan, AKBP Hendro lengkap berpakaian khas masyarakat Madura telah bersiap menikmati tontonan tarian dan lagu-lagu bahasa madura tersebut.

Diselenggarakan di Lapangan R.P. Moch. Noer, Kelurahan Bancaran, Kecamatan Bangkalan, Forkopimda Bangkalan berbaur bersama para tokoh madura, dan juga masyarakat Madura yang turut memenuhi undangan Sandur Madura “Sapok Angin” pimpinan Bpk Jebir Rabesen.

Menurut Hendro kehadirannya di acara tersebut dalam rangka untuk meningkatkan silaturahmi bersama budayawan di Kabupaten Bangkalan. Selain itu juga untuk memastikan keamanan dan kenyamanan selama gelaran Sandur.

 

“Kami hadir untuk meningkatkan silaturahmi dengan masyarakat dan budayawan serta tokoh budaya untuk melestarikan Budaya Sandur, karena disini juga kami mengetahui perkembangan situasi kamtibmas. Saling saring terkait informasi apa yang tengah terjadi di masing-masing wilayahnya. Selain itu juga untuk memastikan acara tersebut berjalan aman dan kondusif,” katanya.

Lanjutnya, pada kesempatan tersebut dirinya berharap melalui Sandur dapat menjadikan momen silatuhrami yang sangat baik untuk kemajuan masyarakat Bangkalan.

“Pagelaran Sandur Madura ini tidak lain untuk melestarikan budaya yang ada di Madura dan sebagai wadah bagi Tokoh Se-Madura untuk mempererat tali silaturahmi serta antar sesama suku Madura yang tersebar di empat kabupaten (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep) dan juga masyarakat madura yang ada di seluruh nusantara,” tutupnya.