jurnalis:Nisak
Pasuruan,GerakNusantara.id – Dalam rangka memperingati Lebaran Ketupat (H+7 Idul Fitri 1446 H / 2025), Polres Pasuruan Kota melaksanakan pengamanan kegiatan tradisi tahunan “Praonan” yang digelar oleh masyarakat pesisir Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Kegiatan ini berlokasi di area Pelabuhan Kota Pasuruan dan terbagi di dua wilayah, yakni Kelurahan Mandaranrejo di sisi timur dan Kelurahan Ngemplakrejo di sisi barat. Senin (7/4/2025).
Apel pengamanan kegiatan Praonan dipimpin langsung oleh Wakapolres Pasuruan Kota Kompol Yokbeth Wally, S.I.K., di ikuti anggota gabungan dari TNI, Polri, Dishub, Satpol PP. Dan BPBD Kota Pasuruan.
Dalam arahannya, Wakapolres Pasuruan Kota Kompol Yokbeth Wally, S.I.K., menegaskan bahwa pengamanan kegiatan masyarakat ini merupakan bagian dari tugas negara, dan seluruh personel harus menjalankan tugas dengan tanggung jawab penuh.
“Kegiatan ini merupakan tradisi masyarakat yang perlu kita jaga, bukan hanya dari sisi budaya, tetapi juga keselamatan masyarakat yang terlibat di dalamnya. Pengamanan Praonan ini adalah bentuk pelayanan kepada masyarakat,” ujar Wakapolres.
Dalam teknis pengamanan, personel dibagi menjadi beberapa sektor, Sat Lantas melaksanakan pengaturan arus lalu lintas dan mengantisipasi kemacetan di simpang empat Mayangan dan simpang tiga Ngemplakrejo.
Anggota Polres Pasuruan Kota bersama dengan anggota Kodim 0819 Pasuruan, Sat Polairud dan Polsek bertugas memberikan imbauan kepada masyarakat dan pemilik kapal di sepanjang jalur menuju pelabuhan hingga sisi barat pelabuhan.
Anggota Sat Reskrim dikerahkan untuk mengantisipasi aksi kejahatan seperti copet dan curanmor. Jika ditemukan pelanggaran atau tindak pidana, petugas diminta untuk melakukan tindakan tegas dan represif sesuai prosedur.
Wakapolres juga mengingatkan seluruh anggota untuk tetap mengutamakan keselamatan diri dalam bertugas dan menjaga kondisi kesehatan selama berlangsungnya kegiatan.

Kegiatan Praonan sendiri merupakan acara tahunan yang rutin digelar oleh nelayan Ngemplakrejo dan masyarakat pesisir di bawah naungan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Pasuruan. Tradisi ini dilakukan dengan menaiki perahu secara berkelompok mengarungi laut di sekitar Pelabuhan Kota Pasuruan, sebagai bentuk rasa syukur dan doa keselamatan.
Terdapat tiga jenis perahu yang digunakan masyarakat dalam kegiatan ini, yaitu:* Perahu besar berkapasitas ±50 orang* Perahu sedang berkapasitas ±20 orang* Perahu kecil berkapasitas ±10 orangTarif yang dikenakan berkisar antara Rp10.000 hingga Rp30.000 per orang, dengan rute berlayar melintasi area Banjang sejauh ±2 mil laut atau sekitar 4 kilometer.
Anggota pengamanan dari Polres Pasuruan Kota juga aktif memberikan imbauan kepada masyarakat, baik pemilik kapal maupun penumpang, agar senantiasa memperhatikan keselamatan saat berada di laut. Hal ini sesuai dengan surat edaran Kapolres Pasuruan Kota yang menekankan pentingnya penggunaan perlengkapan keselamatan serta larangan membawa penumpang melebihi kapasitas.
Sekitar pukul 12.30 WIB, intensitas kunjungan masyarakat mulai menurun seiring dengan kondisi air laut yang mulai surut. Petugas tetap siaga di titik-titik penting hingga kegiatan benar-benar selesai dan pengunjung kembali ke daratan dengan aman.
Dengan pengamanan yang maksimal dan Sinergitas TNI, Polri, dan Instansi Pemerintah Kota Pasuruan, kegiatan Praonan di pesisir Panggungrejo berlangsung tertib dan aman. Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya lokal, tetapi juga menjadi simbol eratnya hubungan masyarakat pesisir dengan laut, yang diharapkan dapat terus terjaga dan dilestarikan.