FORUM PRB JATIM MENJADI PENYELENGGARA KN-PRBBK TAHUN 2025
Jurnalis: Suliyanto
Surabaya,GerakNusantara.id – Forum pengurangan risiko bencana (F-PRB) Jatim, mengadakan acara Spesial Talkshow Cagub-Cawagub Jawa Timur 2024, Sabtu (16/11/2024) Siang. Di Resto Darmo Kali 26 Surabaya sebagai upaya melihat visi misi dari masing-masing Cagub-cawagub dalam menerapkan pengurangan risiko bencana dalam program pembangunan 5 tahun ke depan ketika nanti mereka terpilih.
Sambil menunggu datangnya para cagub-cawagub beserta tim suksesnya, Catur Sudarmanto sebagai Sekjen F-PRB Jatim, mengambil inisiatif untuk menginformasikan tentang rencana Jawa Timur mendapat mandat sebagai penyelenggara Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KN-PRBBK) Ke XVII tahun 2025 mendatang.
“Saya mengajak kawan-kawan untuk merancang kegiatan apa saja yang akan ditampilkan dalam acara KN-PRBBK tahun depan, tentang praktek baik upaya pengurangan risiko bencana (PRB) dengan mengedepankan kearifan lokal yang khas Jawa Timur,” Katanya.
Ini penting diinformasikan jauh hari agar terjadi dialog multipihak dalam kegiatan pengurangan risiko bencana (PRB) di Jawa Timur yang dilakukan secara bersama, termasuk meninjau kembali dinamika pada ancaman, kerentanan, dan kapasitas masyarakat menghadapi bencana alam dampak dari pembangunan, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan.
“Nantinya, semua program yang dilakukan oleh para pihak secara kolaboratif, baik berupa foto maupun tulisan berita dan opini, akan dibukukan dan dibagikan kepada peserta KN-PRBBK Jatim tahun 2025 sebagai souvenir yang bermakna,” Kata mBah Darmo, panggilan akrab Catur Sudarmanto.
Beberapa usulan yang masuk, akan dicatat untuk bahan kajian tim kecil yang akan dibentuk. Diantaranya dari Eko Teguh Paripurno, seorang praktisi kebencanaan, memberi usulan tentang perlunya mengajak para pihak, khususnya yang belum tampak kiprahnya dalam pelaksanaan program Forum, untuk membuat kegiatan parade kerja kolektif terkait dengan PRB agar hasilnya terasakan oleh masyarakat penerima manfaat.
Pria berkaca mata yang baru dikukuhkan menjadi profesor kebencanaan ini juga berharap untuk memulai mencoba melibatkan peran tokoh agama dan tempat ibadah dalam upaya memasyarakatkan PRB, dalam rangka membangun ketangguhan menghadapi bencana yang kemungkinan terjadi di daerahnya.
“Perlu juga dipikirkan bagaimana membuat kegiatan kolaboratif antar pihak tanpa harus mengkotak-kotakkan peran agar tercipta keterbukaan antar pihak terkait dengan kapasitas yang dapat didaya gunakan secara optimal,” Ujarnya memberi semangat pengurus forum yang akan terlibat menjadi panitia KN-PRBBK tahun depan.
Diakhir usulannya, pria yang berprofesi sebagai akademisi ini meminta agar pengurus forum menyakinkan kepada khalayak ramai bahwa keberadaan F-PRB itu mengajak bersama para pihak (multihelix) untuk melakukan sosialisasi pengurangan risiko bencana, yang nantinya layak ditampilkan di arena KN-PRBBK ke VII tahun 2025.