Jurnalis: Suliyanto
Surabaya,GerakNusantara.id – Beberapa komunitas relawan sosial kemanusiaan memperingati Hari UlangTahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, di Komplek Makam Pahlawan WR. Soepratman, di Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Sabtu (17/08/2024) siang.
Yayasan WR. Soepratman bersama lintas komunitas, secara sederhana melakukannya untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan pendiri bangsa yang telah memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Termasuk WR. Soepratman yang berjuang melalui lagu ciptaannya Indonesia Raya yang dapat menyatukan seluruh komponen bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Arul Lamandau, dari Komunitas Petarung Kehidupan, mengatakan bahwa komunitasnya setiap tahun ikut upacara agustusan disini sebagai salah satu ajang memupuk jiwa nasionalisme generasi muda, agar dalam kegiatan kemanusiaan yang dilakukan itu berdampak pada pembentukan jiwa kepemimpinan, kemandirian, dan kegotong royongan.
“Banyak generasi muda yang hanya tahu bahwa lagu Indonesia Raya itu Ciptaan WR. Soepratman, tetapi tidak tahu makamnya dimana. Apalagi sejarah kehidupannya,” Kata pria bertubuh subur ini
Dikatakan pula, bahwa petugas upacara merupakan gabungan dari yang senior dan junior, dalam rangka upaya regenerasi sekaligus memupuk tali silaturahmi antar komunitas sosial kemanusiaan yang ada di kota Surabaya. Ini penting untuk memudahkan koordinasi dalam kegiatan sosial.
Budi, sebagai wakil dari Keluarga WR. Soepratman, ditunjuk menjadi inspektur upacara. Dalam sambutannya, pria yang bermukim di Jakarta, mengatakan bahwa kegiatan ini untuk mengenang jasa dan kiprah WR. Soepratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dimana dengan lagu pun dia dapat berbuat sesuatu untuk menginspirasi bangsanya.
Dia juga berharap agar anggota legislatif, presiden dan wakil presiden yang baru terpilih secara demokratis ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas.
“Terimakasih kepada teman-teman komunitas yang ikut berperan dalam kegiatan yang digelar di komplek makam pahlawan nasional WR. Soepratman, sebagai upaya mengenalkan pencipta lagu kebangsaan kepada generasi muda,” Ujarnya.
Acara yang berlangsung semarak ini diakhiri dengan ramah tamah, tabur bunga, dan penampilan dari Komunitas Angklung Surabaya, serta permainan biola oleh Arul Lamandau, yang memang salah satu pemain biola di Kota Surabaya.
Disamping itu, ada juga pemutaran lagu Indonesia Raya dari gramaphone milik Andy, seorang kolektor barang antik di Surabaya. Seperti diketahui, gramaphone adalah mesin untuk mereproduksi suara dan musik yang direkam pada piringan hitam. Alat ini populer pada tahun 1900 an sampai tahun 1970 an. Adapun piringan hitam yang diputar itu berisi lagu indonesia raya asli, yang direkam untuk pertama kalinya oleh studio rekaman Lokananta, Solo.