BELAJAR SEJARAH DI KAMPUNG PENELEH SURABAYA
Jurnalis: Suliyanto
Surabaya,GerakNusantara.id – Komunitas menapak jejak sejarah (M.J.S), mengadakan kegiatan menapaki sejarah yang ada di Kampung Peneleh Surabaya, minggu (09/06/2024). Kegiatan ini diikuti puluhan orang yang terdiri dari penggiat sejarah, mahasiswa, siswa dan masyarakat umum, dalam memberikan edukasi kepada peserta terkait rekam sejarah, yang ada di Kampung Peneleh Surabaya.
“Pemilihan lokasi kegiatan di Kampung Peneleh Surabaya, karena disini memiliki beberapa spot sejarah terkait tokoh-tokoh besar dalam Sejarah Indonesia, yaitu : Bung Karno, HOS Tjokroaminoto, dan Ruslan Abdulgani,” Kata Fahmi, ketua M.J.S
Kepada peserta, Fahmi juga menjelaskan beberapa spot yang ada di Kampung Peneleh. Seperti, Situs Sumur Jobong. Situs ini berupa sumur kuno, terbuat dari bahan terakota (tanah liat yang dibakar) yang digunakan sebagai bibir sumur.
Situs Sumur Jobong ditemukan pada 31 Oktober 2018, saat dilakukan penggalian saluran air (box cluvert) di dalam Kampung Pandean.
Bersamaan itu, ditemukan juga benda arkeologis lainnya seperti bata kuno, pecahan gerabah, keramik dan tulang manusia. Hingga kini Situs Sumur masih mengeluarkan air jernih di dalamnya. Dan ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya sesuai SK Walikota Surabaya.
Selanjutnya, Masjid Jami Peneleh, merupakan sebuah bangunan Masjid tua yang konon dibangun oleh Raden Rahmad (Sunan Ampel), dan pernah diperbaiki pada masa kolonial.
“Kini keaslian Masjid Jami yang berupa tiang sokoguru, bagian Pangimaman, Jam Bencet, dan arsitektur terjaga kelestariannya. Masjid Jami Peneleh juga ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya di Kota Surabaya,” Ujarnya.
Berikutnya, Fahmi juga menjelaskan Rumah HOS Tjokroaminoto, yang diresmikan tanggal 27 November 2017 menjadi museum oleh Pemerintah Kota Surabaya. Berlokasi di Jalan Peneleh Gang VII Surabaya.
“Berdasarkan catatan sejarahnya rumah tersebut pernah ditinggali tokoh-tokoh pergerakan bangsa, antara lain, Bung Karno, Semaoen, Alimin, Darsono, Muso, Kartosuwirjo, serta Tan Malaka,” Kata pria yang berdomisili di Kota Delta, Sidoarjo.
Selanjutnya peserta diajak berkunjung ke Makam Eropa Peneleh. Ini merupakan “Europese Begraafplaats in Pênêléh Soerabaia” atau pemakaman orang Eropa terbesar se-Indonesia. Kompleks makam yang diresmikan pada 1 Desember 1847 silam ini memiliki luas kurang lebih 4,5 hektar. Sayangnya kondisi makam memprihatinkan, kurang terawat dan banyak ornamen yang rusak dan hilang.
Diakhir kegiatan peserta diajak mengunjungi rumah kelahiran Bung Karno, di Jalan Pandean IV, Peneleh, Surabaya.
“ini merupakan tempat bersejarah, dimana Bapak Proklamator dilahirkan dari pasangan R. Soekeni dan Nyoman. Rai Srimben tinggal, tanggal 6 Juni 1901,” Katanya, mengakhiri kegiatan.