Pemuda Desa Ketawang Banyulegi Satu Melestarikan Budaya Kesenian Mberot
jurnalis:Cecep
Malang,GerakNusantara.id – Untuk melestarikan kesenian budaya pemuda desa ketawang banyulegi satu kecamatan Gondanglegi Malang yang tergabung di maheso ringgit joyo yang di pimpin oleh dua orang yaitu VICKY dan RONI dengan giat latihan kesenian mberot Minggu ,19/5/2024 mberot merupakan kesenian rakyat yang banyak berkembang di Mojokerto, Malang, Batu dan beberapa kawasan di seputaran Bromo Tengger Semeru.
Kesenian mberot sudah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia dari Jawa Timur pada 2013. Seni ini menggabungkan unsur sendratari, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra yang sangat kental dengan nuansa magis.

Banyak nilai yang terkandung dalam pertunjukan Kesenian Tradisional mberot, ditemukan adanya nilai-nilai moral yang bermanfaat bagi kebudayaan.
Pertunjukannya akan semakin menarik apabila sudah masuk tahap trance yaitu tahap di mana pemain pemegang kepala Bantengan menjadi kesurupan arwah leluhur.
Kesenian mberot telah lahir sejak jaman Kerajaan Singasari (situs Candi Jago – Tumpang Malang) sangat erat kaitannya dengan Pencak Silat. Walaupun pada masa itu bentuk kesenian mberot masih berbentuk topeng kepala Bantengan yang menari, mengadopsi dari gerakan kembangan Pencak Silat.

Seperti halnya di daerah Malang kesenian ini juga masih dilestarikan di kawasan Tengger termasuk di Desa ketawang banyulegi satu Kecamatan Gondanglegi Malang. Terbukti masih adanya grup kesenian mberot yang masih berlatih secara rutin, dan perform di acara-acara desa maupun hajatan warga.
Latihan sesekali dilakukan secara terbuka , menjadi bonus hiburan menarik bagi warga sekitar.